Wednesday, 29 April 2015

Dear Anggun: Indonesia adalah target terbesar di Asia untuk peredaran.

Dearest Anggun C Sasmi,

Anggun, saya memang tidak pernah menjadi penggemar Anggun maupun lagu-lagu Anggun, baik dahulu ketika Anggun masih tinggal di Indonesia maupun sekarang setelah Anggun menetap di Perancis. Tetapi saya cukup tahu Anggun, karena kebetulan rumah orangtua kita berdua di Yogyakarta terletak berdekatan. Jadi mungkin saja, dulu ketika Anggun masih tinggal di Yogyakarta kita seringkali berpapasan, entah di Jalan Sisingamangaraja, dekat rumah orangtua Anggun, maupun mungkin di Malioboro, entah dimana yang pasti di Yogyakarta. Tetapi kemudian entah mengapa Anggun memutuskan untuk meninggalkan kota kita ini, kota yang indah dan penuh dengan kenangan indah bagi siapa saja yang pernah mengunjunginya. Mungkin Perancis lebih memikat hatimu. Entah, yang pasti Anggun bukan lagi orang Indonesia sekarang, tetapi Anggun sudah menjadi warga Negara Perancis.

Anggun, saya paham, setiap orang pasti mempunyai jiwa nasionalisme dan pembelaan terhadap negaranya masing-masing. Dan dengan pembelaanmu terhadap seorang warga Negara Perancis bernama Serge Atlaoui yang akan dihukum mati di Indonesia, sudah membuktikan betapa tingginya rasa nasionalisme Anggun terhadap negara. Demikian pula, saya sebagai warga Negara Indonesia, saya juga pasti akan membela Indonesia dengan sepenuh hati dan jiwa saya. Saya memang saat ini, sama seperti Anggun, sedang menetap di Negara lain, bedanya, saya tetap warga Negara Indonesia dan dalam waktu dekat akan kembali lagi di Indonesia.   

Saya tidak akan membujuk ataupun mempengaruhi cara berpikir dan pendapat Anggun, tetapi saya hanya akan memberikan informasi, mengapa Sergei dihukum mati oleh Hukum Indonesia. Saya kutipkan berita yang banyak dijumpai di koran-koran online ya, karena mungkin Anggun tidak sempat untuk membacanya, apalagi koran-koran tersebut dalam Bahasa Indonesia, yang pastinya tidak menarik untuk dibaca bagi warga Negara Perancis dan pastinya Bahasa Indonesia sudah sulit untuk dipahami dengan mudah.

Ini saya kutipkan berita dari detik.com, Rabu, 22/04/2015 08:20 WIB:

“Polri mulai mengendus pabrik ini pada akhir 2005 silam. Polri lalu melakukan penggerebekan besar-besaran pada 11 November 2005 dan menyita berton-ton bahan pembuat ekstasi, 148 kilogram sabu, dan sejumlah mesin pembuat ekstasi. Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter persegi itu berkapasitas produksi 100 kilogram ekstasi per minggu. Pabrik ini disebut-sebut sebagai pabrik terbesar ketiga di dunia setelah pabrik di Fiji dan Cina! Dengan satu kilogram ekstasi berisi 10 ribu butir pil yang tiap butirnya laku dijual Rp 100 ribu, maka pabrik ini setiap minggunya memiliki omset Rp 100miliar”. 
(http://news.detik.com/read/2015/04/22/082053/2894471/10/ini-dahsyatnya-pabrik-narkoba-yang-dibangun-wn-prancis-di-serang)


Dan saya kutipkan juga informasi dari wawancara MetroTV, station TV Indonesia yang barangkali juga tidak menarik bagi Anggun untuk melihatnya: “Indonesia adalah target terbesar di Asia untuk peredaran”.  “Karena demand yang begitu besar, keuntungan juga besar, and hukumannya juga ringan”. (https://www.youtube.com/watch?v=EvISfBlj_Fw)

Demikian ya Anggun surat saya pendek saja, karena tujuan saya memang hanya untuk memberikan informasi kepada Anggun mengapa Sergei mendapatkan hukuman mati di Indonesia.

Salam,
Ludmilla